7 2 3 Penantian Panjang Bocah Aiyub
Transkript
7 2 3 Penantian Panjang Bocah Aiyub
REKONSTRUKSI ACEH N0. 25 ■ 8 JULI 2006 ■ DUA MINGGUAN http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ PANTON Bukonle dhiet nanggroe Aceh Leubeh-leubeh dalam dame Peue ta peubuet rijang bereh Tanle cungkeh ngon rammeune Tajak u blang tabu bijeh Hanle soe preh lakee “rune” Jak lam paya mita leubeh Tan soe cukeh lakee “beureune” Tajak u laot eungkot ka teupreh Buya ka jiweh lam umpung sane Tajak u kanto meu-ato bereh Peulom tatem peh deungon on “mane” Korban tsunami karom gohlom ceh Bereh han bereh got that meupa-e Cit beule saba mangat bek stres Doa beugigeh usaha beurame 2 ■ HOTLI SIMANJUNTAK Kuitansi Diteken, Bantuan tak Datang Membangun kembali Aceh setelah musibah gempa dan tsunami, kayu menjadi material yang sangat penting. Baca halaman 4-5 Penantian Panjang Bocah Aiyub 3 Rahmad YD Aceh Utara [email protected] “Hilangnya” Penyimpanan Dokumen Sejarah 7 Yudi, Korban dari Lhoknga Mengabdi ke Lamno B ocah Aiyub terlihat riang gembira. Dia bermain mengelilingi tenda, yang dibangun orang tuanya, yang letaknya berdampingan dengan 50 rumah bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Orang tua Aiyub adalah pengungsi asal Desa Ulee Reubek, Kecamatan Seuneuddon, Aceh Utara. Tenda mereka terletak di pinggiran jalan di bawah rindangnya pepohonan Desa Ulee Reubek. Di gubuk itu keluarga Aiyub berbagi tenda dengan keluarga lain, yaitu keluarga Abdullah. Belajar di tenda Sejak usia 1,5 tahun, Aiyub tinggal di tenda. Dia bahkan belajar berjalan di tenda. Ibu Aiyub, Rohamah, sering sedih melihat anaknya. “Keti- ka gelombang itu datang menghantam, Aiyub masih berusia 1,5 tahun. Seusia itulah hingga umur Aiyub mencapai 3 tahun, ia dalam kesengsaraan,” kata Rohamah. Selama setahun, sudah tiga kali Rohamah mengganti tenda. “Bila hujan deras mengguyur tenda ini, saya bersama Aiyub tidak tidur, apalagi saat petir menyambar, Aiyub sangat ketakutan, dan sering menangis di tengah malam,” kata Rohamah. Suami Rohamah adalah seorang nelayan. Hanya pulang seminggu sekali ke tenda. Sehingga Rohamah hanya berduaan dengan Aiyub dan keluarga Abdullah. “Kalau malam kami tidur berempat dalam tenda ini, sementara anak-anak kami menumpang tidur di rumah-rumah tetangga, begitulah se tiap malamnya,” kata Rohamah. Terlupakan Kedua keluarga itu ternyata belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal rumah mereka sudah rata dengan tanah. Diakui oleh Rohamah, desa yang ditempatinya sangatlah terpencil sehingga mungkin pemerintah “lupa’ bahwa di sana masih ada yang membutuhkan tempat berteduh. “Kami sangat mengharapkan untuk segera dibangun rumah karena warga lainnya yang sama nasibnya, sudah duluan mendapatkan bantuan itu. Mengapa kami terlupakan?” kata Rohamah berulangkali. Rohamah juga cemas dengan kondisi Aiyub jika terus-terusan di tenda. “Saya takut terus-terusan tinggal di tenda, bisa mempengaruhi kondisinya,” katanya. Namun, ia mengaku tidak tahu, sampai kapan hari-hari sulit ini akan berakhir. Aiyub mungkin harus menghabiskan sebagian masa kecilnya di tenda. ■ KORUPSI CEUREUMeN > > > TANYA JAWAB Apa Beda BRA dengan BRDA? T Halo pengurus Ceureumen. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya baru terima Ceureumen edisi terakhir. Isinya seperti biasa, sangat informatif dan menarik. Keep up the good work! Di salah satu rubrik ada berita mengenai bantuan BRDA untuk korban konflik, tapi tidak jelas apakah BRDA itu sama dengan BRA. Sepertinya sih demikian, tapi please confirm. Takutnya dengan banyaknya organisasi dan lembaga yang bekerja di NAD terkesan ada dua lembaga yang menangani hal tersebut. Terima kasih dan salam untuk semua. Wassalam. Faisal Siddik <[email protected]> J BRA dan BRDA sama. Dua-duanya merupakan kependekan dari Badan Reintegrasi Damai Aceh. Dulu, Badan Reintegrasi Damai Aceh ini disingkat dengan BRA. Oleh karena secara tata bahasa terasa janggal, karena BRA sering dikonotasikan negatif, maka akhirnya singkatan yang disetujui adalah BRDA. Menentukan Makanan Kedaluwarsa T Sebagai seorang pengungsi, saya memang membutuhkan bantuan apa saja. Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para pemberi bantuan. Akan tetapi, ada kalanya bantuan yang diberikan kadang sudah kedaluwarsa. Biasanya bantuan yang seperti itu dalam bentuk makanan. Akibatnya, kami sering waswas untuk memakannya. Kadang-kadang, bantuan yang diberikan juga tidak jelas, apakah sudah kedaluwarsa atau belum. Pertanyaan saya, bagaimana cara mengetahui bahwa suatu makananan sudah kedaluwarsa dan ke mana kami harus melapor untuk mengecek makanan itu sudah kedaluwarsa atau belum. Adakah lembaga yang dapat memeriksa suatu makanan, apakah masih layak dikonsumsi atau tidak? Siti Fajriah, Lhoknga, Aceh Besar. J Menurut Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz M.Sc., Direktur Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, penurunan mutu produk bisa dicerminkan oleh ketengikan akibat oksidasi oleh O2, tumbuhnya mikroba karena kondisi lingkungan yang memungkinkan perubahan citarasa, perubahan wujud dari cair menjadi kristal akibat penguapan atau bubuk menjadi gumpalan akibat penyerapan uap air, dan perubahan mencoklat sebagai dampak reaksi kimia yang terjadi pada produk itu selama masa penyimpanan. Sementara untuk indikator yang tak tampak atau dirasakan bisa diperlihatkan dari penurunan kandungan vitamin atau penurunan mutu protein karena proses denaturasi. Atas dasar itu, umumnya produk pangan/makanan dalam kemasan disertai tanggal kedaluwarsa pada kemasannya. Dalam bahasa kerennya disebut Expired Date atau Best Used Before. Artinya, produk itu memiliki mutu terbaik hanya sampai batas waktu tersebut. Tapi, bukan berarti setelah tanggal kedaluwarsa produk itu langsung beracun, tetapi produk itu sudah tidak layak dikonsumsi. Jadi, penggunaan yang terbaik hanya sebelum tanggal kedaluwarsa. Namun, kalau ada yang ragu-ragu dengan bantuan yang disalurkan untuk Anda, bisa dikonsultasikan dengan balai POM (Pusat Pengawasan Obat dan Makanan). Di Banda Aceh alamat balai POM adalah Jalan Tgk Daud Beureueh, telepon (0651) 22735. Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email [email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab” Kuitansi Diteken, Bantuan tak Datang Muhammad Azami Banda Aceh [email protected] S eorang keuchik di sebuah desa dalam Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, mengaku sudah berbulan-bulan merasa tidak enak dengan warganya. Pasalnya, apalagi kalau bukan soal bantuan. Masalahnya, dirinya sudah sejak November 2005 mengumumkan kepada warga desanya bahwa akan datang bantuan untuk desa sebanyak Rp 10 juta. Namun, hingga akhir Juni 2006, bantuan itu tak kunjung datang. “Warga mungkin menilai saya yang menggelapkannya,” kata pria yang enggan dipublikasikan namanya itu. Yang lebih mengherankan sang keuchik, prosesi rencana pemberian bantuan itu sangat lengkap. Ikut disaksikan oleh unsur Muspika setempat segala pada November 2005 lalu. Warga sekitar pun banyak yang sempat menyaksikan. Para keuchik memang tak diminta meneken kuitansi tanda terima saat itu juga. Baru beberapa hari kemudian sang camat memanggil keuchik kembali untuk meneken kuitansi penerimaan. Jumlah yang tertera di atas kuitansi yang diteken adalah Rp 10 juta. Karena bantuan itu tak kunjung datang, setidaknya sudah empat orang keuchik yang mengeluh. Mereka bahkan telah membuat surat pernyataan tertulis di atas materai dan menyerahkannya kepada GeRAK (Gerakan Antikorupsi) Aceh Besar. Isi surat pernyataan itu adalah: Mereka sudah meneken kuitansi penerimaan bantuan sejumlah Rp 10 juta pada November 2005, namun hingga kini bantuan tersebut belum diberikan. Menyikapi kondisi tersebut, Koordinator GeRAK Aceh Besar Helman Madewa SH mengatakan, pihaknya sudah melapor kasus ini kepada Polres Aceh Besar pada 4 Juli lalu. Helman Madewa berharap, aparat penegak hukum harus sesegera mungkin menyikapi kasus ini. Penegak hukum juga harus menindaklanjutinya, ■ TEMPO/ MAHDI ABDULLAH 2 baik dengan upaya penyelidikan, penyidikan, penuntutan, hingga melimpahkan ke pengadilan. “Ini harus diusut dengan tuntas,” katanya. Helman menduga, kemungkinan dana yang dijanjikan itu masuk ke dalam dana tanggap darurat pascatsunami. Sedangkan Camat Lhoong yang dihubungi Ceureumen berkali-kali melalui nomor yang biasa digunakannya, tidak berhasil hingga deadline tiba. Meski terdengar deringan telepon seluluernya berulangkali, ia tidak mengangkatnya. ■ Dana Tanggap Darurat yang Amburadul T erlepas benar atau tidaknya laporan beberapa keuchik di Lhoong, Aceh Besar, penyaluran dana di masa tanggap darurat pascatsunami memang sangat amburadul. Ketua BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Prof Dr Anwar Nasution yang mengaudit dana itu pernah mengatakan bahwa laporan pertanggungjawaban dana tanggap darurat pascatsunami Aceh sangat amburadul. Dia bahkan mengasosiasikan bahwa pertanggungjawaban dana tanggap darurat untuk Aceh sangat jelek, bahkan jika dibandingkan dengan laporan panitia pengurus masjid sekalipun. Menurut Koordinator GeRAK Akhiruddin Mahyuddin, jumlah bantuan yang diterima pada tahap darurat untuk dana kemanusian Aceh-Nias sebesar Rp 5,6 triliun, yang terbagi dalam dua kategori, yaitu bantuan dalam negeri dan bantuan luar negeri. Jumlah bantuan dalam negeri berupa uang sebesar Rp 1,2 triliun. Bantuan ini terdiri dari masyarakat umum sebesar Rp 13,26 miliar, instansi pemerintah pusat sebesar Rp 227,6 miliar, instansi pemerintah daerah sebesar Rp 196,8 miliar, BUMN sebesar Rp 262,77 miliar, BUMD sebesar Rp 16,8 miliar, badan lainnya sebesar Rp 23,49 miliar, perusahaan swasta sebesar Rp 419,51 miliar, organisasi politik sebesar Rp 15,27 miliar, organisasi kemasyarakatan sebesar Rp 9,74 miliar, dan lainnya sebesar Rp 24,91 miliar. Selain dalam bentuk uang, bantuan dalam negeri juga dalam bentuk barang, yaitu sebanyak 463.572.970 unit, termasuk di antaranya barang yang dapat dinilai sebesar Rp 33,49 miliar. Sedangkan jumlah bantuan yang diterima dari luar negeri di masa tanggap darurat jika dirupiahkan sekitar Rp 4,6 triliun. ■ ■ REDAKSI CEUREUMeN ■ Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mohammad Avicenna, Muhammad Azami ■ Koordinator Artistik: Maha Studio ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasi di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal. FOKUS CEUREUMeN 3 “Hilangnya” Tempat Penyimpanan Dokumen Sejarah Banda Aceh [email protected] J Bekas tapak bangunan PDIA ini, mau diambil alih oleh Pemerintahan Kota untuk dibuat Pendopo Walikota Banda Aceh. ■ BOY NASHRUDDIN A ■ BOY NA angan sekali-kali Anda melupakan sejarah. Demikian bunyi orasi dari salah satu proklamator kita, Ir Soekarno, yang kemudian perkataannya tersebut dikenal dengan istilah Jas Merah. Bila suatu bangsa melupakan sejarahnya, maka bangsa itu telah berada di ambang kehancuran. Banyak yang musnah Aceh, negeri yang kemudian dikenal dengan julukan Serambi Mekkah dan masih banyak sebutan lainnya, mempunyai perjalanan sejarah yang panjang. Sejak berdirinya hingga masa setelah kemerdekaan, arsip kesejarahan itu tertata rapi di sebuah gedung perpustakaan. Ini adalah bukti bahwa Aceh merupakan bangsa yang besar dulunya. Sangat disayangkan, beberapa lokasi sejarah, bahkan tempat penyimpanan berbagai macam naskah dan dokumen sejarah Aceh, kini raib diamuk tsunami 2004 silam. “Seluruh arsip dan dokumen penting yang tersimpan di PDIA (Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh) telah musnah oleh tsunami. Kini hanya tersisa beberapa ratus buku yang Rusdi Sufi utuh. Itu pun yang sudah dicetak ulang oleh PDIA sendiri,” ungkap Drs Rusdi Sufi, ketika ditemui oleh Ceureumen di kampus FKIP Unsyiah, pekan lalu. Mau dibantu, asal... Bak sebuah ungkapan pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kantor administrasi yang menyimpan ribuan naskah lama dan dokumen kesejarahan Aceh kini harus terlunta-lunta tanpa kantor yang jelas. Untung saja pihak pengelola museum Aceh memberikan satu ruang kecil sebagai tempat menjalankan aktivitas karyawan PDIA yang umumnya honorer ini sebagai tempat penyimpanan buku yang tersisa. Dari puluhan ribu arsip dan naskah mengenai Aceh, kini hanya beberapa ratus buku lagi yang tinggal. Seperti salinan Patra Sulthan-sulthan Atjeh, stanboom keturunan Alwa suhubillah dan beberapa buku klasik yang harganya ratusan juta itu. Menurut pengamatan Ceureumen, ■ BOY NA Boy Nashruddin Agus Buku yang tersisa. pekan lalu, arsip yang tersisa itu sudah tidak mendapat perhatian penuh dari staf pengelolanya yang diakibatkan sempitnya ruang gerak mereka. Banyak yang ingin membantu Aceh, terutama untuk mengembalikan identitas Aceh pascamusibah Desember setahun silam. Belanda melalui lembaga-lembaga institutnya bersedia menyumbangkan foto copy arsip dan naskah yang hilang. Sebagai negara yang pernah menjajah Indonesia, negeri Kincir Angin ini banyak menyimpan salinan dokumentasi dan arsip kesejarahan bangsa Aceh. Koninglijk Instituut Voor Taal Land en Volkenkunde (KITLV) Leiden dan Koningklijk Instituut voor Tropen (KIT), misalnya, bersedia mengirimkan kembali salinan arsip dan naskah serta buku-buku sejarah Aceh. Cuma, syaratnya, lembaga ini harus mempunyai kantor untuk menyimpan pemberian dokumen ini agar tidak hilang lagi. Untuk pendopo walikota Apakah tidak ada bantuan sama sekali dari pihak Pemerintah Daerah ataupun lembaga yang berkompeten untuk merelokasi ulang bangunan ini? “Tentu saja ada, BRR sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan gedung PDIA, tapi masalahnya Museum Ali Hasjmy yang Terselamatkan K endati banyak dokumen yang lenyap, Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy selamat dari tsunami. Luasnya 3.000 meter persegi. Dan terletak di Jln. Jenderal Sudirman No.20 Banda Aceh. 1.500 buah buku Sedikitnya ada 1.500 buah buku tersimpan di dalam perpustakaan. Buku-buku tersebut tertulis dalam bahasa Aceh, Indonesia, Inggris, Belanda, dan bahasa lainnya. Kebanyakan dari buku itu berupa dokumen, naskah tua, album foto, serta benda budaya Aceh. Museum itu merupakan museum pribadi pertama di Aceh yang kemudian diwakafkan kepada warga Aceh. Banyak buku sejarah Prof. Ali Hasjmy terakhir dikenang warga Aceh sebagai salah seorang mantan Gubernur Aceh. Semasa hidupnya, ia juga dikenal sebagai mantan Ketua MUI Aceh, budayawan, dan seniman. Aneka koleksi museum Ali Hasjmy ini meliputi kitab suci Alquran di atas kulit kambing terbitan awal abad XX dan buku-buku tentang Aceh termasuk sejarah Cut Nyak Dhien. Juga karya Hasjmy Selain sisa sejarah, di museum itu juga terdapat buku-buku hasil karya Ali Hasjmy. Misalnya sajak Kisah Seorang Pengembara yang diterbitkan Pustaka Islam Medan (1936), Sayap Terkulai berupa roman perjuangan terbitan Balai Pustaka, serta setumpuk catatan sejarah Aceh. Berdasarkan catatan, tak kurang dari 56 buku yang telah ia karang dan semua itu belum termasuk beberapa artikel yang ia tulis di berbagai media massa serta seminar di berbagai tempat. ■ sekarang tanah bekas bangunan itu mau diambil alih oleh Pemerintahan Kota untuk dibuat Pendopo Walikota,” terang Dr Darni M Daud MA selaku Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala. Selain BRR, beberapa lembaga juga bersedia membantu pembangunan ulang kantor PDIA, seperti halnya Stichting Putjut-Fonds yang telah lama membantu Aceh. Senada dengannya, Prof Dr Abdi A Wahab, Rektor Unsyiah, berharap agar tidak menghilangkan sejarah hanya untuk membangun tempat tinggal Walikota. Diurus Unsyiah Sedikit melihat ke belakang untuk melihat catatan dan kesepakatan yang mulai terlupakan. Tanah PDIA dulunya milik eks-rumah Asisten Residen Hdno KPUT/A.927 dan telah dialihkan/diserahkan rumah beserta pekarangannya yang terletak di Jalan Sudirman Banda Aceh— Kini menjadi jalan Prof. A. Madjid Ibrahim I— kepada Rektor Unsyiah guna dijadikan gedung Perpustakaan Induk Universitas Syiah Kuala. Untuk seterusnya tempat ini dikelola oleh Unsyiah setelah diresmikan pada tanggal 26 Maret 1977. Penyerahan rumah beserta tanah milik Assisten Residen Hdno ini dicantumkan dalam surat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh, dengan nomor surat : 4/ST/1974 dan turut disaksikan oleh Menteri P&K, Dr Syarif Thayeb dan A. Rivai Harahap selaku Pangdam Iskandar Muda dengan pangkat Brigjen TNI. “Kami sangat kecewa dengan tindakan yang diambil oleh Pemkot tersebut. Seharusnya adalah tugas kita bersama untuk menjaga dan melestarikan sejarah Aceh,” kata Amiruddin, Ketua Umum Mahasiswa Sejarah. Dikatakan, pihaknya akan melakukan protes kepada Pemkot dengan melakukan aksi turun ke jalan apabila masalah ini tidak diselesaikan dengan cepat. “Walau bagaimanapun tanah milik PDIA itu harus dikembalikan kepada Unsyiah untuk dikelola kembali menjadi pusat arsip informasi dan dokumentasi Aceh.” ■ CERITA SAMPUL CEUREUMeN Kemana Dana Reintegrasi? Jangan Lupakan Korban Tsunami Menurut hemat saya, akhir-akhir ini pemberitaan media massa sudah kembali ke masalah umum yang terjadi di masyarakat. Sehingga saya menangkap kesan, berita rekonstruksi tidak seksi lagi untuk diberitakan. Kalau sudah seperti ini, siapa peduli dengan kualitas bangunan yang sedang dikerjakan para kontraktor dan BRR tentu saja. Oleh karena itu, besar harapan kepada Ceureumen untuk terus melakukan pemantauannya. Sehingga pada saat media pada umumnya bersemangat dengan berita politik dan pilkada, setidaknya ada koran lain yang senantiasa memberitakan keluh kesah korban tsunami. Ini saja keluhan saya, semoga mendapat tanggapan dari pihak-pihak yang konsisten memperhatikan rakyat jelata. Terima kasih atas dimuatnya komentar ini. Rusli Suak Timah, Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat Awasi Broker Politik Jelang Pilkada Penggantian KTP baru di Aceh, khususnya untuk Kota Banda Aceh ternyata bisa meninggalkan masalah di kemudian hari. Masalah yang bakal muncul itu sudah dimulai sejak pemberian KTP kepada warga Aceh. Yang menarik perhatian saya, bagaimana memaksimalkan pemberian KTP sehingga tepat sasaran. Artinya, jangan sampai yang tidak berhak menyandang KTP Aceh dengan gampangnya mengganti KTP di sini. Untuk kepentingan Pilkada, tentu akan banyak bergentayangan calo-calo KTP. Tujuannya untuk diserahkan kepada mereka yang ingin maju menjadi pemimpin di daerah ini. Dengan banyaknya pendatang yang masuk ke Aceh, bukan tidak mungkin masalah itu benar-benar terjadi belaka ngan ini. Oleh karena itu, kami hanya mengingatkan agar aparat terkait benar-benar selektif dalam memberikan KTP. Apalagi jika mengacu kepada UU-PA, tidak gampang mendapatkan KTP Aceh, karena setidaknya harus sudah dihidup di Aceh 20 tahun baru bisa disebut orang Aceh. Yuli Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke Tabloid CEUREUMéN PO Box 061 Banda Aceh 23001 email: [email protected] Mendapatkan Kayu Berkualitas dan Legal Muhammad Azami Banda Aceh [email protected] U ntuk membangun kembali Aceh setelah musibah gempa dan tsunami, kayu menjadi material yang sangat penting, baik untuk pembangunan rumah-rumah bantuan maupun untuk pendukung konstruksi lainnya. Sayangnya, warga, LSM atau organisasi yang terlibat dalam rekonstruksi merasa kesulitan mendapatkan kayu yang berkualitas. Akibatnya, pembangunan pun menjadi sedikit terhambat. Menurut Husaini Syamaun, Kasubdin Bina Pemanfaatan Hutan Produksi Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sangat sulit memperoleh kayu keras berkualitas baik di Aceh saat ini. Kalaulah ada kayu-kayu yang dijual di panglong-panglong kayu, kebanyakan bukan kayu berkualitas baik. Sebagian besar kayu itu bahkan diambil dari hutan lindung yang tentu saja ilegal. “Kebanyakan berkualitas tidak baik dan ilegal,” katanya, pekan lalu. Husaini Syamaun memberikan beberapa tips bagi siapa pun yang membutuhkan kayu di Aceh untuk keperluan rekonstruksi, seperti berikut ini: Pengusaha, kontraktor, atau pihak mana pun yang membutuhkan kayu dapat menghubungi Dinas Kehutanan di masing-masing kabupaten/ kota di seluruh Aceh. Mereka akan memberikan informasi tentang kayu, mulai dari kemungkinan stok persediaan hingga kualitasnya. Di Aceh, Kayu Dapat Diperoleh: ● ● ● Panglong-panglong kayu. Bisa juga memesan ke beberapa perusahan HTI (Hutan Tanaman Industri). Misalnya saja kayu hasil produksi PT Tusam Hutani Lestari di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Untuk kawasan Bireuen dan sekitarnya bisa ke PT Najmussalam. Perusahaan HPH ini sudah mulai aktif kembali. Harga Kayu Saat ini harga kayu di pasaran sangat bervariasi, tergantung kepada persediaan yang ada dan tingkat permintaan. Misalnya saja kayu seumantok, yang harga normalnya sekitar Rp 3 juta per meter kubik, kini laku terjual hingga Rp 6 juta per meter kubik. Semakin sulit jenis kayu tersebut diperoleh, semakin tinggi nilai jualnya. Berikut beberapa contoh harga normal produk kayu keras di pasaran. Meurante Cengal Kruing Semantok/damar Jati : : : : : Rp Rp Rp Rp Rp 2 2 2 3 4-8 juta per meter kubik. juta per meter kubik. juta per meter kubik. juta per meter kubik. juta. ■ HOTLI SIMANJUNTAK Sudah beberapa bulan kami masyarakat kecil yang sudah lama hidup dalam konflik menunggu cairnya dana reintegrasi. Sayang sampai hari ini belum ada kabarnya. Sebaiknya pemerintah segera mencari solusi baru. Memang kami akui seperti diberitakan media massa, ada 40 ribu lebih proposal yang masuk ke BRA. Tentu ini bukan soal gampang. Di tengah ketidakgampangan itulah, perlu tindakan arif lagi bijaksana untuk segara mencairkannya. Wahai para pengambil kebijakan di BRA, jangan sampai kamoe preh boh ara hanyot, atau preh timoh gigoe manok. Oleh sebab itu, saya mewakili sejumlah korban konflik yang sudah lama menunggu dana yang tak pasti itu berharap kasus dana PER jangan terulang lagi. Kami khawatir, nanti yang terima atau diutamakan dalam penyalurannya adalah pejabat-pejabat yang mengaku hartanya dirampas saat konflik. Dalihnya mereka korban konflik juga. Apalagi ada oknumoknum yang tak malu-malu. Alasan mereka cukup kok, rumah dibakar lah, mobil ditembak lah dan sebagainya. Ini kabar terbaru yang muncul. Jika ini benar, maka kami yakin, cupo-cupo yang tinggal toe jen boh aneuk tak akan menerima dana reintegrasi itu. Padahal dana tersebut dikhususkan buat mereka. Makanya harapan kami segera cairkan dana itu untuk korban konflik. Terima kasih kepada Ceureumen yang sudah memuat surat saya ini. Wassalam Syarifuddin Peureulak Kota, Kabupaten Aceh Timur Pengertian Illegal Logging Sesuai dengan Inpres no 4 tahun 2005 tentang pemberantasan penebangan kayu secara ilegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah Indonesia, illegal logging adalah: ● Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang. ● Menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, atau memiliki dan menggunakan hasil hutan kayu yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah. ● Mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan kayu yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu. ● Membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang. ● Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang. CERITA SAMPUL B E R K U A L I T A S Mengimpor dari Luar Negeri Selama ini, beberapa organisasi atau LSM mengimpor dari luar negeri sebagian kecil kayu untuk kebutuhan rekonstruksi. Akan tetapi, kayu impor dari luar negeri itu berkualitas rendah. Kekurangan kayu impor, antara lain: ● Jenis kayunya tergolong soft wood. ● Tak cocok untuk daerah tropis. ● Mudah sekali diserang rayap. Memasok dari Luar Aceh: ■ FOTO-FOTO: HOTLI SIMANJUNTAK D A N L E G A L Ceureumen 5 Di luar Aceh, banyak sekali perusahaan yang mampu memasok kayu berkualitas baik dan tentu saja memiliki izin yang sah dari pemerintah. BRR telah memfasilitasi pertemuan antara LSM yang membutuhkan kayu dengan perusahaan tersebut, bulan lalu. Sebagian perusahaan tersebut berasal dari Kalimantan dan Sulawesi. Ada juga yang dari Sumatera. Berikut sebagian nama dan nomor kontak perusahaan itu. 1. PT. Suryamas Lestari Prima : (061)7940546 2. PT. Irmasulindo : (0411)510015 3. PT Mura sawit Cipta Persada : (021)739552 4. PT Tusam Hutani Lestari : (021)83793250 5. PT Riau Citra Mandiri : 0811763676 Sebuah rumah contoh yang terbuat dari kayu diperuntukkan bagi korban gempa Nias. Ribuan ton kayu dibutuhkan untuk pelaksanaan rekontruksi dah rehabilitasi di Aceh dan Nias Seorang pengendara sepeda melintas di depan hunian sementara yang terbuat dari besi dan kayu. Untuk pembuatan huntara ini, ribuan ton kayu terpaksa di impor dari luar Aceh. K AY U Perhitungan Kebutuhan Kayu untuk Pembangunan Mengatasi Kelangkaan Kayu KETERANGAN UNIT VOL. KAYU OLAHAN Kebutuan bangunan rumah baru Perbaikan rumah: Total kebutuhan kayu untuk rumah Kebutuhan kayu untuk pembuatan kapal Kebutuhan sarana dan prasarana Total kebutuhan kayu gergajian atau Equivalent dg total kebutuhan kayu bulat: 83.799 unit 119.984 unit 670.392 m3 ■ 2.415 kapal 1.270.312 m3 29.295 m3 159.645 m3 1.459.252 M3 2.918.504 m3 Sumber: Rancangan rencana induk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias, Sumatra Utara, buku II Rancangan bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, Maret 2005. ● ● ● ● Menurut Manajer Timber Help Desk di BRR, Saodah Lubis, BRR sudah meneken MoU dengan Departemen Kehutanan, Maret lalu. MoU ini isinya BRR akan bekerjasama dengan Departemen Kehutanan untuk memfasilitasi antara pihak yang membutuhkan kayu dan penyuplai kayu. Memberi izin kepada sejumlah perusahaan HPH di Aceh agar aktif kembali. Puluhan perusahaan yang menyediakan kayu untuk berbagai kebutuhan telah dipertemukan oleh BRR dengan sejumlah LSM/organisasi yang membutuhkan kayu untuk rekonstruksi Aceh. BRR meminta LSM atau organisasi apa pun yang membutuhkan kayu untuk kebutuhan rekonstruksi Aceh menyediakan data lengkap, berupa jenis kayu yang dibutuhkan, ukuran, maupun spesifikasi lainnya. Dengan begitu, memudahkan perusahaan pemasok menyuplai kayu sesuai dengan kebutuhan. ■ 6 CEUREUMeN TIPS KESEHATAN CEK BANUN Cantik dengan Bahan Dapur T Sarden Goreng Tepung Bersaus Cara membuat: 1. ◆ Bersihkan ikan sarden dari sisa kuah yang masih menempel. ◆ Gulingkan ikan pada tepung terigu, lalu goreng hingga kecoklatan. ◆ Angkat dan sisihnya. 2. Buat saus. ◆ Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum. ◆ Masukkkan daun bawang, aduk hingga layu. ◆ Masukkan tomat, tekan-tekan hingga tomat sedikit hancur. ◆ Lalu bubuhi saus tomat, kecap asin, kecap manis, garam dan merica. ◆ Aduk-aduk hingga mendidih. ◆ Kentalkan dengan larutan maizena, lalu angkat. 3. Tata ikan sarden di atas piring, siram dengan sausnya dan hidangkan. ■ MULYANI Bahan: ● 1 klg sarden, pisahkan ikan dengan kuahnya ● Tepung terigu secukupnya. ● Saus ● 2 butir bawang putih, cincang halus ● 2 butir bawang merah iris halus ● 1 bauh tomat ● 1 batang daun bawang, poteng serong ● 2 sendok makan saus tomat ● 1 sendok makan kecap asin. ● 1 sendok makan kecap manis. ● Garam dan merica bubuk secukupnya. ● 150 cc air ● 2 sendok makan minyak sayur ● 1 sendok makan maizena, larutkan dengan sedikit air. Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001. E m a i l : [email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Anda dan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda. 1. Timun Timun biasa dibuat sayur atau pun acar. Tetapi ada manfaat timun lainnya untuk kecantikan.Bila kelopak mata Anda terasa lelah, kehitaman, dan sembab karena terlalu lama beraktifitas, obatnya seiris timun. Letakkan irisan timun di atas mata Anda yang terpejam. Timun dapat dijadikan obat pendingin karena mengandung anti imflammatory. 2. Daun kemangi Biasanya daun ini digunakan untuk lalapan. Plus sambal dan timun, lalapan Anda akan lebih yahud. Tetapi ternyata daun kemangi punya kelebihan untuk mengurangi bau mulut dan bau badan. Tidak percaya? Coba saja. 3. Putih telur Jangan sepelekan putih telur. Kendati sering tidak digunakan, putih telur sangat baik untuk masker wajah. Usapkan putih telur di muka Anda, biarkan mengering, dan basuh dengan air hangat. Masker ini dapat membuat kulit muka lebih kencang dan halus. Manfaat lainnya? Bisa menghilangkan bekas jerawat. 4. Kemiri Selain untuk bumbu, kemiri sangat besar manfaatnya untuk kehitaman dan kesuburan rambut. Rambut juga akan lebih berkilau. Caranya, bakar kemiri hingga hangus, dan dan tumbuk dengan sedikit air. Gunakan di rambut Anda. Biarkan sebentar sebelum keramas dengan shampoo. 5. Santan kelapa Ini juga untuk rambut bagi yang tidak tahan dengan kemiri.Gunakan santan kelapa di rambut sambil dipijit-pijit. Perlu diketahui, santan kelapa sangat baik untuk rambut jenis kering. 6. Bubuk kopi Bukan hanya untuk teman ngobrol di sore hari, bubuk kopi ternyata punya fungsi lain yaitu menghaluskan tumit atau tangan yang kasar. Campurkan bubuk kopi kasar dengan sedikit air. Kemudian usapkan di tempat yang kasar. 7. Uap Nasi Sambil menanak nasi, tidak ada salahnya sambil mempercantik diri. Ibarat mendayung sampan dua pulau terlalui. Buka tutup panci dan nikmati uap nasi yang sedang Anda tanak. Sangat berguna untuk membuka pori-pori wajah dan membuat wajah lebih segar (dbs) ■ REPRO ■ MAHDI ABDULLAH ernyata obat kecantikan juga bisa ditemukan di dapur. Buat ibu-ibu dan remaja, ada beberapa benda di dapur yang bisa membuat cantik tanpa harus ke salon. TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 25 Mendatar: 1. Sebelum waktunya, Belum cukup umur 5. Racun, 6. Berkurang karena gesekan 7. Kata ganti milik, Ia 8. Organ pencernaan 9. Jarum penyemat, Peniti 10. Atom yang bermuatan listrik 12. Perkakas 14. Kesedihan yang mendalam Menurun: 1. Patron 2. Memorandum of Understanding 3. Tempat singgah 4. Bunga 5. Gelombang dahsyat yang terjadi karena gempa atau letusan gunung api di dasar laut 9. Pompa ( Inggris) 11. Lampu TL 13. Harapan Jawaban TTS Ceureumén NO. 23 Mendatar 1. Motivasi, 5. Kram, 7. Ala, 8. Ari, 9. Buat, 10. Kiu, 11. And, 13. Read, 15. Pangeran. Menurun 1. Mata, 2. Takabur, 3. Via, 4. Inti, 6. Matador, 10. Klop, 12. Dian, 14. Egg. Mulai edisi ini, pengumuman pemenang TTS akan diumumkan setiap dua edisi berikutnya. Jawaban di kirim ke Po.Box 061 Banda Aceh. Kepada 5 (lima) pemenang akan mendapatkan kamus Bahasa Indonesia-Inggris. KAMPUNGKU CEUREUMeN 7 ■ FIRMAN HADI Hancurnya Pulau Kla di Teluk Sabang hektar itu terdapat lokasi penyelaman atau diving. Kondisi airnya pun cukup tenang dan bening. Biota laut dan terumbu karang banyak hidup di lokasi ini. Dengan kondisi yang masih asri dan terjaga, jelas Jafar, seorang penduduk Krueng Raya, menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis. Tak mengherankan, kalau pulau ini pernah membangkitkan perekonomian Sabang di sektor pariwisata. “Sebelum tsunami, pulau mungil ini ramai dikunjungi wisatawan. Khususnya pada hari akhir pekan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Di pulau ini juga tersedia fasilitas pendukung lainnya,” kata Jafar, yang dulunya merupakan penyelam. Fasilitas itu antara lain restoran mini dan puluhan kamar penginapan, layaknya sebuah daerah wisata. Sejumlah wisatawan asing yang kembali mengunjungi pulau ini pascatsunami, menyarankan agar pulau ini ditata kembali. Kata Jafar yang mengutip bule, pulau tersebut mempunyai panorama yang sangat mengesankan, terutama lokasi penyelaman- nya. Kini, belum ada tanda-tanda Pulau Kla dibenahi kembali sebagai lokasi wisata oleh Pemerintah Kota Sabang. Padahal, menurut Jafar, masyarakat Kota Sabang berharap agar aset wisata ini dikembangkan lagi. Pemda setempat pun akan mendapatkan Pendapatan Asli daerah (PAD). “Sangat layak untuk dikembangkan, apalagi kondisi masyarakat setelah tsunami yang kesulitan mendapatkan pekerjaan,” kata Jafar yang Panglima Laot Krueng Raya ini. ■ Firman Hadi Sabang [email protected] ■ FIRMAN HADI S unyi dan sepi. Kicauan burung pun tak lagi terdengar nyaring. Hanya bekas-bekas bangunan yang telah rata dengan tanah yang tersisa. Begitulah pemandangan pulau mungil nan indah, Pulau Kla, yang letaknya di kawasan teluk Sabang. Sejumlah fasilitas wisata pulau ini hancur diterjang tsunami pada 26 Desember 2004. Namun, semangat untuk bangkit tampaknya masih tersisa. Kini, sudah berdiri tiga buah pondok kecil baru, yang dibangun oleh penjaga lokasi bekas tempat wisata itu. Tapi, masih sangat jauh untuk bisa kembali menjadi lokasi wisata seperti dulu. Letak pulau Kla itu sendiri sangat strategis. Berada tidak jauh dari Kota Sabang. Lokasinya pun mudah dijangkau. Berjarak tempuh hanya sekitar 10 menit dari Desa Krueng Raya, dengan menggunakan boat nelayan. Pulau Kla ini, berada dalam wilayah administratif Kelurahan Krueng Raya, Kecamatan Suka Jaya, Sabang. Dulunya, di pulau seluas sekitar 300 YUDI, Korban dari Lhoknga Mengabdi ke Lamno Nani Afrida Aceh Jaya [email protected] ■ HOTLI SIMANJUNTAK B Yudi ertubuh kurus dengan berbalut kaus putih, penampilan Yudi (24) begitu bersahaja. Begitu juga saat dia berhadapan dengan masyarakat dalam tugasnya sebagai Project Officer (PO) International Medical Corps (IMC) Lamno, Aceh Jaya. “Saya korban tsunami juga,” kata Yudi kepada Ceureumen. Yudi tidak mengada-ada. Ketiga rumah yang dimilikinya di Lhoknga, Aceh Besar, rata diterjang gelombang tsunami pada Desember 2004 lalu. Untung keluarganya selamat. Bekerja di LSM Pascatsunami , Yudi memutuskan untuk bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). “Saat itu saya tidak tahu mesti berbuat apa, tetapi akhirnya saya melamar kerja di IMC,” ujar Yudi yang lulusan D3 Fakultas Ekonomi Unsyiah tahun 1999 ini serius. Yudi diterima di IMC. Dan dia langsung ditempatkan ke Lamno, Aceh Jaya, sebagai assistant logistic. Kok bu- kan di Banda Aceh? “Saya harus siap ditempatkan di mana saja,” ujar Yudi tertawa. Sekarang dia menjabat sebagai Project Officer IMC di Lamno dan sibuk mengurusi banyak program untuk korban tsunami di Lamno dan sekitarnya. “Tetapi saya tetap menyempatkan diri menjenguk keluarga, apalagi Lamno dan Lhoknga kan tidak terlalu jauh,” katanya. Jangan berjanji Sebagai pekerja LSM, sudah tentu Yudi menghadapi banyak masyarakat, terutama yang menjadi konsen IMC. Apalagi IMC tidak hanya bekerja di bagian medis, tetapi juga di bagi- ❞ Pendekatanlah yang paling utama. Apalagi dirinya sangat mengerti karena juga korban tsunami. YUDI an ekonomi, di antaranya pemberdayaan ekonomi. Yudi menyadari banyak masyarakat yang tidak sreg lagi terhadap LSM, karena dianggap banyak menebar janji. “Saya tahu itu. Makanya, IMC tidak pernah berjanji macam-macam,” kata Yudi sambil tersenyum. Menurut Yudi, pendekatanlah yang paling utama. Apalagi dirinya sangat mengerti karena juga korban tsunami. “Semua tergantung pendekatan,” kata lelaki yang masih kelihatan amat muda ini. Kerasan Kendati berasal dari Lhoknga, Yudi mengaku sangat betah tinggal di Lamno. Bahkan dia merasa sudah berbaur dengan masyarakat Lamno. “Saya mulai kerasan di sini. Apalagi saya sangat menyukai pekerjaannya,” kata Yudi lagi. Yudi sangat senang bertemu dengan masyarakat dan langsung ke lapangan. “Mau di Lamno atau di Lhoknga, yang penting saya bisa berbuat untuk korban tsunami,” kata Yudi sambil tersenyum lebar. ■ DAMAI CEUREUMeN 8 Apa Itu KKR? Mohammad Avicena Jakarta-Banda Aceh [email protected] P ■ HOTLI SIMANJUNTAK embaca yang budiman. Perjalanan panjang kisah damai tidak berhenti pada usainya draf Rancangan Undang-undang Pemerintahan Aceh dan kemudian pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia. Amanat perdamaian yang tersisa adalah perlu dibentuknya Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi atau KKR. Nah, jika kita ditanya orang, “binatang” apa KKR itu? Maka jawablah bahwa KKR adalah pengungkapan kebenaran, yang merupakan prasyarat rekonsiliasi. Rekonsiliasi berarti mengungkap kebenaran, mengakui kesalahan, dan memaafkan semua itu. Dengan begitu, omong kosong terjadi rekonsiliasi tanpa mengungkap kebenaran. Fuad Mardatillah UY Tiba, akademisi IAIN Ar-Raniry di Banda Aceh dalam sebuah seminar beberapa bulan silam mengatakan bahwa KKR merupakan langkah lanjut dari ketidakmampuan kita dalam proses peradilan pelanggaran HAM di masa lalu. Lantas, katanya, KKR dianggap perlu dalam konteks penyelesaian konflik Aceh, karena cukup banyaknya pelanggaran HAM di Serambi Mekkah ini. KKR juga dapat menjadi terobosan baru, seperti halnya pernah dilakukan di Negara Afrika Selatan juga Guatemala. “Untuk ukuran nasional telah dibuat draf retroaktif, dalam pengungkapan kasus HAM,” sebut dia dalam sebuah workshop di Wisma Bintara Pineung, Banda Aceh. Direktur Eksekutif Yayasan HAM Banda Aceh, Saifuddin Bantasyam, juga hadir di sana. Agar dendam tak berlanjut Khusus untuk Aceh, sambung Saifuddin, dengan berakhirnya konflik, KKR dibutuhkan sebagai alternatif penyelesaian kasus pelanggaran HAM bagi pihak korban. Urgensinya, untuk merapatkan kembali elemen masyarakat agar tidak ada dendam berkepanjangan. Agar dendam tak berlanjut, pada dasarnya korban perlu diberi sebuah wadah. Ya, forum untuk mengetahui proses pelurusan sejarah, apabila kasus-kasus yang dialami tidak menemukan keadilan saat menjalani proses pengadilan HAM. “KKR juga dapat dimungkinkan sebagai salah satu implementasi Syariat Islam di Aceh,” katanya. 1.500 lebih masyarakat Aceh sedang mengikuti sumpah setia kepada Indonesia di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, 17 Mei 2003. Sekitar 1.500 masyarakat Banda Aceh mengadakan aksi sumpah setia kepada Indonesia menyusul pemberlakuan darurat militer di Aceh kala itu. Tujuan Penting Komisi Kebenaran K omisi Kebenaran mempunyai keistimewaan dalam cakupan, ukuran, dan mandatnya. Meskipun begitu, banyak Komisi berupaya untuk mencapai beberapa atau keseluruhan dari tujuan-tujuan di bawah ini: ■ HOTLI SIMANJUNTAK 1. Memberi arti kepada suara korban secara individu. Komisi Kebenaran (KKR) berupaya untuk mendapatkan pengetahuan yang resmi dari korban individu dengan mengizinkan mereka untuk memberikan, pernyataan kepada Komisi, atau memberikan kesaksian di hadapan Komisi dalam sebuah dengar-pendapat (public dengar pendapat) berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang mereka derita. Sumpah Cina. Beberapa warga Indonesia keturunan cina sedang memegang spanduk yang berisi dukungan terhadap operasi militer untuk menumpas GAM ketika berlangsung upacara sumpah setia kepada RI oleh warga keturunan cina di Banda Aceh 4 Agustus 2003. Konflik di Aceh tidak berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari mereka di tengah-tengah masyarakat Aceh. 2. Pelurusan sejarah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa besar pelanggaran HAM. KKR dapat memusatkan perhatiannya pada peristiwaperistiwa tertentu, pada saat mana pelanggaran HAM terjadi dalam upaya melakukan pelurusan sejarah tentang apa yang sebenarnya terjadi. Peristiwa-peristiwa ini biasanya disanggah oleh penguasa atau merupakan sebuah subyek dari pertikaian atau kontroversi. KKR dapat membantu menyelesaikan masalah dengan membeberkan peristiwa masa lalu secara kredibel dan penuh perhitungan data. 3. Pendidikan dan pengetahuan publik KKR memusatkan perhatian publik pada pelanggaran HAM, dengan begitu meningkatkan kewaspadaan umum berkaitan dengan kerugian sosial dan individual akibat pelanggaran hak asasi. Proses pendidikan publik ini juga memberikan sumbangan pada pengetahuan masyarakat ten- tang penderitaan korban dan membantu menggerakkan masyarakat untuk mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan. 4. Memeriksa pelanggaran HAM sistematis menuju reformasi kelembagaan. KKR dapat memeriksa akibat dan sifat dari bentuk pelanggaran HAM yang melembaga dan sistemik. Sekali komisi berhasil mengidentifikasikan pola pelanggaran HAM, atau lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran ini, maka komisi dapat merekomendasikan serangkaian program sosial atau kelembagaan dan reformasi legislatif yang dirancang untuk mencegah timbulnya kembali pelanggaran HAM. 5. Memberikan assesment tentang akibat pelanggaran HAM terhadap korban. Komisi mengumpulkan informasi yang mendalam tentang pelanggaran HAM dan akibatnya terhadap diri korban. Komisi kemudian bisa merekomendasikan beberapa cara untuk membantu korban menghadapi dan mengatasinya. 6. Pertanggungjawaban para pelaku kejahatan Komisi bisa juga mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan identitas individu pelaku kejahatan yang melanggar HAM. Komisi mungkin bisa juga mempromosikan sebuah sense of accountability untuk penyalahgunaan oleh individu-individu yang secara publik terindikasi dan lembagalembaga yang bertanggung jawab atas penyalahgunaan itu,memberi rekomendasi bahwa para pelaku kejahatan perlu diberhentikan dari jabatan-jabatan publik, atau memberikan fakta-fakta buktibukti untuk pengajuan tuntutan ke pengadilan. ■ Sumber: http://www.elsam.or.id/kkr
Benzer belgeler
habiburrahman_el_shirazy_-_dalam_mihrab_cinta_ii_bag_03-04
Besar, mengaku sudah berbulan-bulan merasa tidak enak
dengan warganya. Pasalnya,
apalagi kalau bukan soal bantuan. Masalahnya, dirinya
sudah sejak November 2005
mengumumkan kepada warga
desanya bah...
Financial Mastery
Jangan Lupakan Korban Tsunami
Menurut hemat saya, akhir-akhir ini pemberitaan media
massa sudah kembali ke masalah umum yang terjadi di
masyarakat. Sehingga saya menangkap kesan, berita rekonstruks...
Buletin Mutiara 2
Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.
CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau F...